Mudah Marah, Mudah Melupakannya
Ada orang, agaknya dengan sedikit bangga, berkata bahwa "Memang aku mudah
marah, tapi aku segera melupakannya." Mereka dianugerahi kemampuan untuk
menyembuhkan sendiri luka hatinya. Tak heran, meski amarahnya meledak-ledak
tak terkendali, hanya dalam hitungan detik mereka sudah berbaikan lagi;
bersendau gurau seolah tak terjadi sesuatu apa. Betapa sebuah anugerah yang
tak ternilai.
Seorang bijak pernah berujar, "Bukankah demikian pula ketika bom atom
dijatuhkan? Diperlukan beberapa menit saja untuk lari dari area peledakan.
Namun, lihatlah kerusakan yang terjadi. Rasanya seabad tak cukup untuk
menyembuhkan kerusakan yang terjadi." Amarah menimbulkan dua luka; di hati
si empunya dan lebih dalam lagi di hati si korban. Mungkin mudah mengobati
luka hati sendiri. Tetapi, apakah anda menjamin kesembuhan luka orang lain?
Anugerah yang lebih bercahaya adalah bila anda mampu membantu menyembuhkan
luka hati orang lain.
saat di warung kopi dengan keras seorang pembeli berkata pada si penjual,
mbah pesan kopi susu satu tapi g usah pake s, si pembeli sambil mencucui
gelas menjawab kopi UU mau??
si pembeli berkata beli kopi satu tapi g usah di kasih es lagi gak enak
badan mbah, lha terus aku buatin apa?
jawab si penjual...
si pembeli mendekat dan duduk di sampingnya dengan wajah yang sangat manis
si pembeli berteriah,, cepet gak pake lama...!!!
si penjual kaget langsung berlari dan masih lupa tangan masih ada sabun dan
lansung mengambil air untuk di rebus, dengan santai pembeli berkat,,..
gak usah pake es juga gak usah pake sabun mbah..
hemmmm jan tenan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar